Siapa sangka jika pada awal pembuatannya dulu, mainan sex—terutama vibrator—diperuntukkan bagi wanita “gila”. Masih ada lagi fakta yang mungkin belum pernah Anda tahu soal mainan seks, berikut ini seperti dibocorkan Cosmopolitan. Seorang dokter menciptakan vibrator untuk wanita gila.
Buku The Technology of Orgasm: “Hysteria, the Vibrator, and Women’s Sexual Satisfaction mengungkapkan bahwa vibrator listrik pertama (sebuah alat seberat 40 pon yang memerlukan dua orang untuk mengoperasikannya) digunakan untuk pasien pengobatan “female hysteria” (diagnosa medis yang secara eksklusif hanya untuk wanita dengan beragam gejala, termasuk pingsan, gugup, insomnia, retensi cairan, “penuh” di perut, kejang otot, sesak napas, lekas marah, kehilangan nafsu makan atau nafsu seks, dan cenderung menjadi penyebab masalah/Wikipedia).
Sang dokter menggunakan vibrator sebagai media pelampiasan rasa gugup atau stres pasien wanita ke orgasme. Beruntung, beberapa tahun kemudian, versi vibrator yang lebih manusiawi mulai diciptakan.
Wanita mungkin akan memotong anggaran rutin untuk perawatan manicure-pedicure saat resesi ekonomi semakin buruk, tetapi tidak untuk mainan seks. Menurut distributor mainan seks online Adam & Ever, penjualan mainan seks di masa krisis ekonomi tidak hanya stabil, bahkan mengalami peningkatan. Peningkatannya sebesar 17 persen pada 2009.
Fakta baru yang diungkapkan The Journal of Sexual Medicine mengatakan, pria tidak lagi khawatir bahwa vibrator akan menyingkirkan fungsi Mr P-nya. Bahkan, sebanyak 81 persen wanita menggunakan vibrator bersama pasangannya.... sambil main vibrator sambil mainin yang lainnya...
Buku The Technology of Orgasm: “Hysteria, the Vibrator, and Women’s Sexual Satisfaction mengungkapkan bahwa vibrator listrik pertama (sebuah alat seberat 40 pon yang memerlukan dua orang untuk mengoperasikannya) digunakan untuk pasien pengobatan “female hysteria” (diagnosa medis yang secara eksklusif hanya untuk wanita dengan beragam gejala, termasuk pingsan, gugup, insomnia, retensi cairan, “penuh” di perut, kejang otot, sesak napas, lekas marah, kehilangan nafsu makan atau nafsu seks, dan cenderung menjadi penyebab masalah/Wikipedia).
Sang dokter menggunakan vibrator sebagai media pelampiasan rasa gugup atau stres pasien wanita ke orgasme. Beruntung, beberapa tahun kemudian, versi vibrator yang lebih manusiawi mulai diciptakan.
Wanita mungkin akan memotong anggaran rutin untuk perawatan manicure-pedicure saat resesi ekonomi semakin buruk, tetapi tidak untuk mainan seks. Menurut distributor mainan seks online Adam & Ever, penjualan mainan seks di masa krisis ekonomi tidak hanya stabil, bahkan mengalami peningkatan. Peningkatannya sebesar 17 persen pada 2009.
Fakta baru yang diungkapkan The Journal of Sexual Medicine mengatakan, pria tidak lagi khawatir bahwa vibrator akan menyingkirkan fungsi Mr P-nya. Bahkan, sebanyak 81 persen wanita menggunakan vibrator bersama pasangannya.... sambil main vibrator sambil mainin yang lainnya...