Ironis ya gan, karena nila setitik rusak susu sebelanga. Karena gak lulus biologi, g lulus deh semua... Kasian bgt, padahal muridnya pintar loh!! Baca berita selanjutnya... :D
JAKARTA, KOMPAS.com - Predikat kelulusan ternyata tidak mudah diraih. Nilai nyaris sempurna di satu mata pelajaran, status kelulusan tetap saja tertunda jika gagal di mata pelajaran lain. Setidaknya, hal inilah yang dialami Prasetyo siswa SMAN 68 Salemba, Jakarta Pusat.
Pras, demikian ia biasa dipanggil, mendapat nilai 9,75 di mata pelajaran matematika. Namun apa mau dikata, nilai biologinya jauh di bawah standar kelulusan. Siswa jurusan IPA ini pun harus bersabar guna mencapai predikat lulus dengan menempuh UN ulangan pada 11-13 Mei mendatang.
"Terus terang saya memang kaget sekali waktu ujian biologi, karena banyak materinya yang di luar materi yang biasa diajarkan di sekolah. Saya juga sempat shock," kata Pras saat ditemui Kompas.com saat mendaftar ulang UN ulangan di SMAN 68, Jakarta Pusat, Senin (26/4/2010).
Kekagetan ini tidak hanya dirasakan oleh Pras seorang diri. Para guru Pras di SMAN 68 pun tak menyangka jika Pras terpaksa menempuh UN ulangan. Pasalnya, Pras termasuk siswa berprestasi di sekolahnya. "Nilainya semua bagus-bagus. Matematikanya saja dapat 9,75. Malah mungkin kalau dia belum pusing karena ujian biologi, dia bisa dapat sepuluh di matematika," ujar salah seorang guru di SMAN 68.
Pras memang gagal di mata pelajaran biologi. Sedangkan di mata pelajaran lainnya dalam UN, ia mendapat nilai di atas rata-rata. Selain matematika, ia pun mendapat nilai 9,50 di mata pelajaran kimia. Beberapa mata pelajaran lainnya pun nilai Pras jauh di atas standar kelulusan.
Selain Pras, juga terdapat beberapa siswa bernasib sama di SMAN 68. Pada tahun ini, SMAN 68 sebagai salah satu sekolah unggulan di DKI Jakarta memang mengalami penurunan dalam jumlah kelulusan siswa. Tercatat 11 siswa gagal dalam menempuh UN tahun ini. Berdasarkan catatan bidang akademik dan kesiswaan SMAN 68, hampir semua yang tertunda kelulusannya ini justru dari siswa siswi yang tergolong memiliki kemampuan di atas rata-rata.
"Memang dalam menempuh UN itu terdapat banyak faktor yang berpengaruh pada hasil ujian. Ada siswa yang luar biasa pintar tapi bisa gagal pada sejumlah mata pelajaran. Ini ada banyak faktor penentunya," kata Kepala Sekolah SMAN 68 Pono Fadlulah.
Sama seperti Pras, hal serupa terjadi pada Rahmi Sofiyati. Siswa jurusan IPA ini juga terpaksa tertunda kelulusannya karena gagal dalam satu mata pelajaran. Padahal Rahmi adalah salah satu siswi yang cerdas. Pono mengakui Rahmi cukup berprestasi dan sangat mengagetkan jika harus menempuh UN ulangan. "Padahal Rahmi ini sudah diterima di Universitas Gajah Mada," tuturnya.
Secara keseluruhan, kata Pono, terjadi penurunan tingkat kelulusan di SMAN 68. Namun demikian, hal ini bukan berarti amat mengecewakan karena rata-rata UN di SMAN 68 tetap cukup tinggi. Tercatat, misalnya mada mata pelajaran matematika, di jurusan IPA dan IPS total ada 11 anak yang mendapat sempurna atau nilai 10.
"Secara tidak langsung, faktor-faktor di luar akademis memang bisa berpengaruh pada kesiapan siswa. Misalnya pada masalah psikologis. Tapi, ini pun bukan akhir dari segalanya. Siswa yang gagal dalam UN masih bisa ikut UN ulangan, dan predikatnya ketika lulus pun sama dengan siswa lainnya yang sudah lulus duluan," tandasnya.
JAKARTA, KOMPAS.com - Predikat kelulusan ternyata tidak mudah diraih. Nilai nyaris sempurna di satu mata pelajaran, status kelulusan tetap saja tertunda jika gagal di mata pelajaran lain. Setidaknya, hal inilah yang dialami Prasetyo siswa SMAN 68 Salemba, Jakarta Pusat.
Pras, demikian ia biasa dipanggil, mendapat nilai 9,75 di mata pelajaran matematika. Namun apa mau dikata, nilai biologinya jauh di bawah standar kelulusan. Siswa jurusan IPA ini pun harus bersabar guna mencapai predikat lulus dengan menempuh UN ulangan pada 11-13 Mei mendatang.
"Terus terang saya memang kaget sekali waktu ujian biologi, karena banyak materinya yang di luar materi yang biasa diajarkan di sekolah. Saya juga sempat shock," kata Pras saat ditemui Kompas.com saat mendaftar ulang UN ulangan di SMAN 68, Jakarta Pusat, Senin (26/4/2010).
Kekagetan ini tidak hanya dirasakan oleh Pras seorang diri. Para guru Pras di SMAN 68 pun tak menyangka jika Pras terpaksa menempuh UN ulangan. Pasalnya, Pras termasuk siswa berprestasi di sekolahnya. "Nilainya semua bagus-bagus. Matematikanya saja dapat 9,75. Malah mungkin kalau dia belum pusing karena ujian biologi, dia bisa dapat sepuluh di matematika," ujar salah seorang guru di SMAN 68.
Pras memang gagal di mata pelajaran biologi. Sedangkan di mata pelajaran lainnya dalam UN, ia mendapat nilai di atas rata-rata. Selain matematika, ia pun mendapat nilai 9,50 di mata pelajaran kimia. Beberapa mata pelajaran lainnya pun nilai Pras jauh di atas standar kelulusan.
Selain Pras, juga terdapat beberapa siswa bernasib sama di SMAN 68. Pada tahun ini, SMAN 68 sebagai salah satu sekolah unggulan di DKI Jakarta memang mengalami penurunan dalam jumlah kelulusan siswa. Tercatat 11 siswa gagal dalam menempuh UN tahun ini. Berdasarkan catatan bidang akademik dan kesiswaan SMAN 68, hampir semua yang tertunda kelulusannya ini justru dari siswa siswi yang tergolong memiliki kemampuan di atas rata-rata.
"Memang dalam menempuh UN itu terdapat banyak faktor yang berpengaruh pada hasil ujian. Ada siswa yang luar biasa pintar tapi bisa gagal pada sejumlah mata pelajaran. Ini ada banyak faktor penentunya," kata Kepala Sekolah SMAN 68 Pono Fadlulah.
Sama seperti Pras, hal serupa terjadi pada Rahmi Sofiyati. Siswa jurusan IPA ini juga terpaksa tertunda kelulusannya karena gagal dalam satu mata pelajaran. Padahal Rahmi adalah salah satu siswi yang cerdas. Pono mengakui Rahmi cukup berprestasi dan sangat mengagetkan jika harus menempuh UN ulangan. "Padahal Rahmi ini sudah diterima di Universitas Gajah Mada," tuturnya.
Secara keseluruhan, kata Pono, terjadi penurunan tingkat kelulusan di SMAN 68. Namun demikian, hal ini bukan berarti amat mengecewakan karena rata-rata UN di SMAN 68 tetap cukup tinggi. Tercatat, misalnya mada mata pelajaran matematika, di jurusan IPA dan IPS total ada 11 anak yang mendapat sempurna atau nilai 10.
"Secara tidak langsung, faktor-faktor di luar akademis memang bisa berpengaruh pada kesiapan siswa. Misalnya pada masalah psikologis. Tapi, ini pun bukan akhir dari segalanya. Siswa yang gagal dalam UN masih bisa ikut UN ulangan, dan predikatnya ketika lulus pun sama dengan siswa lainnya yang sudah lulus duluan," tandasnya.